Selasa, 12 Juli 2011

Materi Kekwartiran, Kesakaan, dan Observasi Kebudayaan jakarta

KE “KWARTIRAN”

Kwartir merupakan suatu wadah untuk menampung keanggotaan pramuka dari setiap gugus depan yang ada disetiap wilayahnya. Kwartir di setiap jajaran gerakan pramuka bertanggung jawab atas kelangsungan proses pendidikan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega diwilayah kerjanya. Kwartir tersebut terbagi kedalam beberapa tingkatan, diantaranya adalah kwaran (kwartir ranting), kwarcab (kwartir cabang), kwarda (kwartir daerah), kwarnas (kwartir nasional).
Dewan kerja adalah suatu wadah di bawah naungan kwartir yang beranggotakan pramuka penegak dan pramuka pandega yang dipilih dalam musyawarah pramuka penegak dan pramuka pandega puteri dan putera (musppanitra) sesuai dengan petunjuk penyelenggaraan Dewan Kerja. Di dalam setiap bagian kwartir, terdapat sebuah dewan kerja diantaranya DKR (Dewan Kerja Ranting), DKC (Dewan kerja Cabang), DKD (Dewan Kerja Daerah), DKN (Dewan Kerja Nasional). Dan salah satu dewan kerja yang telah kami kunjungi adalah Dewan Kerja Cabang yang terdapat di jakarta selatan.
Setibanya di pintu gerbang Dewan Kerja Cabang Jakarta selatan, kami melihat tulisan “satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan” itulah semboyan bagi DKC Jakarta selatan. Menurut ka Agus (pemateri tentang ke kwartiran) semboyan tersebut berarti bahwa pembinaan pramuka penegak dan pandega adalah proses pendidikan dan pembinaan kepribadian, watak, budi pekerti, pengetahuan, keterampilan, ketangkasan, kesehatan dan kesegaran jasmani, dan kepemimpinan bagi para pramuka penegak dan pramuka pandega sehingga dapat hidup mandiri. Dan pembinaan tersebut tercantum dalam tribina, yaitu bina diri, bina satuan, dan bina masyarakat.
Dewan Kerja Cabang Jakarta Selatan yang berada dibawah naungan Kwartir Cabang Jakarta Selatan, terletak di Jl. jeruk No. 23, jagakarsa-jakarta selatan 12620, telp / fax 7886688, dengan JOTA YCØZSD.
Adapun program kerja yang pernah diikuti oleh DKC jakarta selatan adalah :
1) Jamnas (jambore nasional) tahun 2011 di palembang
2) Perkemahan wirakarya T/D tahun 2010 di Aceh
3) Raimuna Nasional tahun 2013 di papua
4) Jambore daerah tahun 2010 (planing)
5) APR di Singapura tahun 2010



Susunan kepengurusan kwarcab Jakarta selatan periode 2010-2015 adalah:











Adapun susunan kepengurusan Dewan Kerja Cabang Jakarta selatan periode 2010-2015 adalah:




















KE “SAKAAN”
Saka adalah singkatan dari satuan karya. Yang dimaksud dengan satuan karya adalah wadah pembinaan pramuka penegak dan pandega untuk menambah keterampilan dan pengetahuan khusus di bidang pembangunan, tanpa meninggalkan kedudukannya sebagai anggota gugus depan. Kalau menurut ka sanjaya (pemateri saka bahari) saka bisa diartikan sebagai ekstrakurikuler pramuka. Adapun saka yang berada di bawah naungan DKC Jakarta selatan terdapat 8 saka, dintaranya:
1. Saka Bakti Husada (kesehatan)
2. Saka Bhayangkara (keamanan dan ketertiban masyarakat “POLRI”)
3. Saka Bahari (kelautan “TNI AL”
4. Saka Taruna Bumi (pembangunan pertanian)
5. Saka Wirakartika (pengembangan bela Negara dan kepramukaan “ TNI AD”)
6. Saka Wanabakti (pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup)
7. Saka Dirgantara (kedirgantaraan “TNI AU”)
8. Saka Kencana (bakti masyarakat, “ Keluarga Berencana)
Setiap Saka memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada sub bidang ilmu tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki SKK untuk Khusus saka yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di sebuah Saka.
Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya Pramuka (PERTISAKA) yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut perkemahan antar saka (PERAN SAKA) dimana dimungkinkan tiap saka mentransfer bidang keilmuan masing-masing.
Adapun syarat menjadi anggota saka adalah:
1) Anggota pramuka yang sedikitnya sudah dilantik sebagai penegak bantara atau pandega
2) Calon pramuka penegak dan calon pramuka pandega dari suatu gugus depan, dengan seijin pembina gugus depan. Dengan ketentuan dalam waktu 1 (satu) bulan yang bersangkutan harus sudah dilantik sebagai pranuka penegak bantara atau pranuka pandega
3) Para pemuda berusia 14 sampai 25 tahun, dengan ketentuan yang bersangkutan segera menjadi anggota gugusdepan dan dalam waktu 3 bulan telah dilantik sebagai pramuka penegak bantara atau pramuka pandega. .
4) Sehat jasmani dan rokhani
5) Berminat dan bersedia untuk berperan aktif dalam segala kegiatan

 Saka Bahari ( satuan karya pramuka bahari)
By: ka Sanjaya
Saka bahari adalah salah satu jenis satuan karya pramuka, tempat menempatkan dan mengembangkan kepemimpinan, pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan kecakapan para pramuka penegak dan pandega, dan sebagai tempat menanamkan rasa cinta, serta sikap hidup yang berorientasi kebaharian (kelautan).
Tujuan dibentuknya saka bahari adalah untuk memberikan wadah pendidikan yang berorientasi kebaharian bagi para pramuka penegak dan pandega agar mereka dapat membina dan mengembangkan kegiatan-kegiatan kebaharian secara nyata, produktif dan berguna bagi mereka maupun bagi pambangunan masyarakat, bangsa dan negara.
Kegiatan saka bahari dapat dilaksanakan dengan cara belajar sambil berbuat (lerning by doing), yaitu sebanyak mungkin praktek, dengan menyajikan kegiatan nyata untuk memberikan kesempatan menerapkan sendiri pengetahuan dan kecakapan dibidang kebaharian serta dengan menggunakan alat-alat yang nyata, baik modern maupun tradisional. Selain itu dilaksanakan secara praktis, sederhana, mengandung banyak improvisasi, swadaya, tidak memerlukan biaya tinggi,mudah dilaksanakan namun membawa hasil pendidikan yang nyata. Seperti yang telah kami ikuti ketika mendapatkan materi tentang saka bahari, yaitu belajar berenang.
Adapun kegiatan saka bahari dapat dilaksanakan :
1) Kegiatan kebaharian dapat disajikan untuk semua anggota golongan pramuka, yaitu siaga, penggalang, penegak dan pandega, mulai dari tingkat gugus depan. Bertujuan untuk menumbuhkan minat anggota di bidang kebaharian
2) Kegiatan kebaharian dapat dilaksanakan di kwartir, mulai dari tingkat ranting sampai tinglat nasional yang bertujuan untuk lebih mengembangkan minat dan bakat para anggota secara lebih intensentif dan terarah.






Terdapat 4 krida dalam saka bahari, yaitu:
1) Krida sumber daya bahari
Terdiri atas 6 (enam) SKK :
SKK Penangkapan Ikan
SKK Alat Penangkap Ikan
SKK Budidaya Laut
SKK Pengolahan Hasil laut
SKK Budidaya Air Payau/Tambak
SKK Pertambangan Mineral.

2) Krida jasa bahari
Terdiri atas 9 (sembilan) SKK :
SKK Listrik
SKK Mesin
SKK Pengecatan
SKK Elektronika
SKK Pengelas
SKK Perencana Kapal
SKK Perahu Motor
SKK Pelaut
SKK Operator Alat Bongkar Muat.

3) Krida wisata bahari
Terdiri atas 8 (delapan) SKK :
SKK Renang
SKK Layar
SKK Selam
SKK Dayung
SKK Ski Air
SKK Pemandu Wisata Laut
SKK Selancar Angin
SKK Penyelamatan di Pantai.



4) Krida reksa bahari
Terdapat 7 (tujuh) SKK :
SKK Navigasi
SKK Telekomunikasi
SKK Isyarat Bendera
SKK Isyarat Optik
SKK Pelestarian Sumberdaya Laut
SKK Pengemudi Sekoci
SKK SAR di Laut.
 Saka Bhayangkara (Satuan Karya Pramuka Bhayangkara)
Dasar hukum
• keputusan bersana kapolri dan kwarnas No. Kep./08/V/1982 dan No. 050. tahun 1980
• surat keputusan POLRI : No. Pol. Skep/595/X/2006
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara adalah wadah kegiatan kebhayangkaraan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam bidang keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas), guna menumbuhkan kesadaran berperan serta dalam pembangunan nasional
Saka Bhayangkara ialah Satuan Karya terbesar dan paling berkembang di Indonesia.Saka Bhayangkara dapat dibentuk di hampir seluruh wilayah Kwartir di Indonesia, tidak terbatas pada suatu sumber daya atau kondisi alam.Dalam pelatihan Saka Bhayangkara, umumnya Gerakan Pramuka bekerjasama dengan pihak dan terkadang memperbantukan pihak Dinas Pemadam Kebakaran. Biasanya Saka Bhayangkara berada dibawah pembinaan POLRI. Pada saat ini Krida saka bhayangkara yang memiliki sub krida PASKUD ( Pasukan Berkuda) hanya di wilayah, Tepatnya Ranting Pasar Rebo, Ciracas, dan Cipayung Saka Bhayangkara meliputi 4 krida, yaitu :
1. Krida Ketertiban Masyarakat (Tibmas)
2. Krida Lalu Lintas (Lantas)
3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPTKP)
“KEBUDAYAAN MASYARAKAT PERKAMPUNGAN BETAWI”

Perkampungan budaya betawi adalah satu kawasan di jakarta selatan dengan komunitas yang ditumbuhkembangkan budaya yang meliputi seluruh hasil gagasan dan karya baik fisik maupun nonfisik yaitu: kesenian, adat istiadat, kesastraan dan kebahasaan, kesejahteraan serta bangunan yang bercirikan kebetawian.
Tujuan perkampungan budaya betawi adalah membina dan melindungi dengan sungguh-sungguh dan terus menerus tata kehidupan serta nilai-nilai kebudayaan betawi, menciptakan dan menumbuh kembangkan nila-nilai budaya betawi sesuai dengan akar budayanya, menata dan memanfaatkan lingkungan fisik dan nonfisik sehingga saling bersinergi untuk mempertahankan cirri khas betawi.
Fungsi perkampungan kebudayaan betawi adalah sebagai sarana pemukiman, sarana ibadah, sarana informasi, sarana seni budaya, sarana penelitian serta sarana pariwisata. Kawasana perkampungan budaya betawi terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa kota administrasi Jakarta Selatan dengan luas kurang lebih 289 Ha. Pesatnya perkembangan kota Jakarta mengakibatkan keaslian desa khas Betawi mulai hilang. Oleh karenanya masyarakat dengan didukung Pemerintah Daerah berusaha melestarikan kehidupan masyarakat dan budaya Betawi yang dipusatkan di Perkampungan Budaya Betawi – Situ Babakan – Srengseng Sawah, Jakarta Selatan.
Dipintu gerbang utama, pengunjung langsung disambut gapura berarsitektur Betawi yang diberi nama Gerbang Bang Pitung. Gapura besar ini menandakan bahwa kawasan tersebut terbuka bagi sapa saja. Pengunjung sama sekali tidak dipungut biaya. Bagi yang membawa kendaraan cukup membayar ongkos parkir saja. Disekitar situ itu juga banyak terdapat jajanan khas betawi yang sangat menarik bagi pengunjung yang menyaksikannya.
Di desa Situ Babakan yang diapit oleh dua situ (danau) yaitu Situ Babakan dan Situ Mangga Bolong ini masyarakat menetap dengan gaya hidup secara tradisional dan sangat sederhana. Masyarakat melestarikan budaya asli dan cara hidup dengan tradisi Betawi. Secara bersamaan mereka melakukan penghijauan lingkungan serta meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui usaha pertanian dan berkesenian.

Setelah kami berhasil mewawancarai salah seorang warga kampung betawi yaitu bapak H. Entong yang sejak lahir ia telah tinggal di kawasan kampung betawi, kami mendapatkan beberapa informasi mengenai kebudayaan yang masih dilakukan di perkampungan tersebut. Yaitu :
a. Pagelaran seni musik tari dan teater diarena panggung terbuka ( dilaksanakan pada hari libur atau hari-hari besar)
b. Pelatihan seni tari (seperti tari topeng, tanjidor, ondel-ondel, dan lain-lain), musik, teater tradisional bagi anak-anak dan remaja
c. Upacara prnikahan, sunatan, akekah, hatam qur’an, nujuh bulan, injak tanah, dan lain-lain.
d. Latihan silat betawi (beksi)
e. Hasil industri rumah tangga (souvenisr, kerak telor, dan lain-lain)
f. Aktifitas tradisional masyarakat, seperti bercocok tanam, memancing ikan, dan lain-lain.
g. Rumah adat (terdapat istilah gigi balang, sebagai ciri khas budaya betawi)
Selain kebudayaan tersebut, masih banyak hal lain yang sering dilakukan oleh masyarakat betawi, diantaranya perayaan hari-hari besar islam seperti hari maulid nabi, puasa ramadhan dan lain sebagainya. Dan yang sangat rutin dilakukan adalah menyambut hari ulang tahun Ibu kota Jakarta yang jatuh pada tanggal 22 juni dan biasanya dimeriahkan dengan acara festival dan penampilan kebudayan betawi seperti seni tari, ondel-ondel, silat betawi dan lain sebagainya.

Sabtu, 07 Mei 2011

SKU Terbaru Golongan Pandega

SKU PANDEGA TERBARU PANDEGA
Islam
1. a. Dapat menjelaskan makna Rukun Iman, Rukun Islam, dan Ihsan serta memberikan contohnya dalam bentuk tulisan
 Dapat menjama' dan mengqashar sholat serta mampu menjadi Iman dalam Sholat berjamaah
 Mampu mengajak teman - teman untuk melaksanakan puasa sunah
 Dapat merawat jenazah
 Dapat menjelaskan perbedaan zakat fitrah dan zakat mal serta dapat menghitung nisab zakat mal
 Dapat menafsirkan ayat alquran dan hadist secara tematik serta dapat menjelaskannya
Khatolik
1. b. Dapat menyebut dan menghayati 5 (lima) pondasi hidup gereja: bersekutu, beribadah, mendalami iman, saling melayani, dan bersaksi.
 Dapat menjelaskan dan mendeskripsikan hierarki Gereja dalam bentuk tulisan
Protestan
1. c. Dapat menyanyikan minimal 6 lagu Gerejani dan memimpin nyanyian Gerejani
 Dapat memimpin doa dalam pertemuan satuannya
 Dapat memimpin suatu kelompok dalam mempelajari AlKitab
 Dapat membantu seorang calon Siaga atau calon Penggalang sampai memenuhi SKU untuk Pramuka golongan Siaga tingkat Siaga Mula atau golongan Penggalang tingkat Penggalang Ramu di bidang pendidikan agama Protestan
Hindu
1. d. Dapat menjelaskan sejarah perkembangan Agama Hindu di dunia
 Dapat menjelaskan korelasi konsep kepemimpinan Hindu dengan kepemimpinan moderen dalam bentuk tulisan
 Dapat menjelaskan fungsi Dharma Gita sebagai bentuk pemantapan Sradha dan Bhakti Umat dalam bentuk tulisan.
 Berperan aktif dalam upaya pengembangan Dharma Gita di Masyarakat.
 Berperan aktif dalam upaya pengembangan ajaran yoga menuju masyarakat sehat secara physik maupun mental.
 Mampu menjelaskan konsep Catur Asrama dalam bentuk tulisan.
 Aktif di masyarakat dalam pelaksanaan Meditasi.
 Berperan aktif dalam upaya peningkatan pengetahuan keagamaan Hindu di tingkat Siaga dan Penggalang (konsep Brahmacaria)
Budha
1. e. Menyebutkan bagian-bagian dari kitab suci Tripitaka Bagian Sutta dan Abhidhamma Pitaka
 Dapat menjelaskan pengertian sila dan manfaat melaksanakan sila
 Mempraktikkan latihan Athasila setiap hari Uposatha
 Melatih meditasi Vippasana pagi dan sore
• Dapat memimpin dan mengorganisir kebaktian (pagi dan sore) serta perayaan hari-hari besar Agama Buddha
• Dapat membimbing cara membaca/melafalkan paritta-paritta suci kepada Pramuka Penggalang sampai mencapai Penggalang Ramu
2. Berani mengajukan saran dan kritik untuk membangun desanya kepada aparat pemerintah setempat
3. Dapat mengikuti dan atau memimpin diskusi Racana dan mampu mengambil keputusan
4. Dapat mengatasi suatu permasalahan/perselisihan yang terjadi dalam masyarakat dengan bijak
5. Mengikuti pertemuan di Racana sekurang-kurangnya3 kali setiap bulan
6. Setia membayar iuran kepada Gugusdepannya, dengan uang yang seluruhnya atau sebagian diperolehnya dari usaha sendiri, serta membantu Racana dan Gugusdepan dalam mengelola administrasi keuangan
7. Dapat membuat tulisan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik serta dapat memaparkannya di depan pertemuan
8. Mampu membuat perencanaan kegiatan ditingkat Racana
9. Dapat merencanakan dan memimpin kerja bakti sesuai keperluan masyarakat.
10. Telah memahami makna upacara adat di masyarakatnya dan ikut berperan aktif
11. Dapat menjelaskan isi AD & ART Gerakan Pramuka dalam bentuk tulisan.
12. Dapat menjelaskan tentang sejarah kepramukaan Indonesia dan dunia dalam bentuk tulisan
13. Dapat menjelaskan tentang penggunaaan jam, kompas, tanda jejak dan tanda-tanda alam serta tata cara pengembaran kepada regu atau sangga
14. Dapat menjelaskan peran pemuda dalam mengisi kemerdekaan dengan bentuk tulisan mampu menganalisis dan menulis simbol-simbol nasionalisme indonesia (NKRI, Lambang Negara, lagu)
15. Mampu menjelaskan fungsi dan peran Indonesia dalam organisasi ASEAN dan PBB dalam bentuk tulisan
16. Dapat membuat proposal usaha mandiri dengan baik dan dapat melakukan kegiatan wirausaha.
17. Dapat mengembangkan peralatan teknologi tepat guna.
18. Dapat memberikan penjelasan tentang tali temali dan pionering kepada Pramuka Penggalang/ Penegak
19. Sudah mengikuti Kursus Mahir Pembina tingkat Dasar
20. mampu mengajarkan olahraga renang gaya bebas kepada orang lain dan menguasai 2 (dua) cabang olahraga serta dapat menjadi instruktur Senam Pramuka/Senam Kebugaran Jasmani (SKJ)
21. Dapat membahas dan menganalisis tentang kesehatan Reproduksi
22. Dapat menjadi Perwira Upacara dan Instruktur Baris Berbaris
23. Mampu melakukan penyuluhan tentang penyebab dan cara pencegahan penyakit infeksi, degeneratif dan penyakit yang disebabkan perilaku tidak sehat.
24. Melakukan perencanaan dan pengelolaaan perkemahan dan atau pengembaran 3 hari berturut – turut
Harapannya: semoga segera disahkan,,,

SKU Terbaru Golongan Pandega

Rabu, 15 Desember 2010

MAKALAH TENTANG KEPRAMUKAAN

PENDAHULUAN
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.
Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Sedangkan yang dimaksud "kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Gerakan Kepanduan (b. Inggris: Scouting) adalah sebuah gerakan pembinaan pemuda yang memiliki pengaruh mendunia. Gerakan kepanduan terdiri dari berbagai organisasi kepemudaan, baik untuk pria maupun wanita, yang bertujuan untuk melatih fisik, mental dan spiritual para pesertanya dan mendorong mereka untuk melakukan kegiatan positif di masyarakat. Tujuan ini dicapai melalui program latihan dan pendidikan non-formal kepramukaan yang mengutamakan aktivitas praktis di lapangan. Saat ini, terdapat lebih dari 38 juta anggota kepanduan dari 217 negara dan teritori.



GERAKAN PRAMUKA DI INDONESIA
A. Sejarah Pramuka di Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.
Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.
Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.
Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.
Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".
Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
B. Lahirnya Gerakan Pramuka di Indonesia
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961. Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi serta mentri sosial Muljadi Djojo Martono. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
C. Fungsi Gerakan Pramuka di Indonesia
Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:
1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda
Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

2. Pengabdian bagi orang dewasa
Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.
3. Alat bagi masyarakat dan organisasi
Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
D. Tujuan Pramuka
Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;
• Anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.
• Anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.
• Anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.
• Anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negar.

E. Tingkatan dalam gerakan pramuka
Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu tingkatan.
• Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.
• Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap
• Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana
Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.
Kelompok dibagi menjadi 4 :
• Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
• Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
• Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
• Kelompok umur 21 - 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega
Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
F. Lambang dan sifat gerakan Pramuka
Lambang Pramuka Indonesia adalah tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka.
Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :
• Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
• Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
• Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.
G. Prinsip dan Metode
Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.
Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.
Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:
• Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;
• Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;
• Kepedulian terhadap diri pribadinya;
• Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.
1. Prinsip dasar
Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
2. Metode
Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :
• Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
• Belajar sambil melakukan;
• Sistem berkelompok;
• Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan
Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;
• Kegiatan di alam terbuka;
• Sistem tanda kecakapan;
• Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;
• Sistem among.
Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
H. Kode Kehormatan
Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
1. Satya
Satya adalah :
• Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;
• Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;
• Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.
Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya"
 Dwisatya
Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
• menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
• setiap hari berbuat kebajikan. ”
 Trisatya
Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.
Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.
Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.



• Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3. menepati Dasadharma.

• Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. menepati Dasadarma.
2. Dharma
Dharma adalah :
• Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.
• Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.
• Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;
• Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.
Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma"
 Dwidharma
Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Dwidarma Pramuka Siaga
• Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
• Siaga berani dan tidak putus asa.
 Dasadharma
Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
Dasadharma
Pramuka itu:
1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
I. Tanda kehormatan
1. Tanda Jabatan
Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.
Macamnya: - Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, - sulung, pratama, pradana, - pemimpin / wakil krida / saka, - Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
2. Tanda Kecakapan
Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.
Macamnya: - Tanda kecakapan umum / khusus, - pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
3. Tanda Kehormatan
Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.
Macamnya: - Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. - Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Pramuka
http://id.wikipedia.org/wiki/Ambalan_Penegak
http://dkc1205.dikti.net/index.php?option=com_content&view=article&id=19&Itemid=27
http://www.pramukanet.org/index.php?option=com_content&task=view&id=400&Itemid=79